Hareem, Sinetron yang Memprihatinkan

Inilah sinetron yang ceritanya “kacau-balau” seperti sinetron-sinetron lain yang setiap hari tayang di televisi negeri ini. Hareem, sinetron ini yang saya maksud. Seperti itukah kehidupan keluarga poligami?

Lihatlah, Kanjeng Doso yang mempunyai istri empat. Ah, kok menggunakan sebutan kanjeng ya, bukankan kanjeng itu sebutan untuk orang yang sangat terhormat dan bisa diteladani tingkah lakunya? Penampilan Doso, setiap hari mengenakan baju gamis, istri-istrinya berkerudung rapat. Tapi, tingkah laku dan sikap mereka jauh dari penampilan fisiknya itu. Doso kalau bicara berteriak (bahkan urat lehernya kelihatan dan sampai serak suaranya), gampang mengucapkan kata cerai, menampar, dan tindakan tidak terpuji lainnya. Lalu di antara para istrinya banyak intrik dan fitnah, berbuat keji dan perbuatan lain yang jauh dari nilai-nilai agama. Tidak heran, timbul protes di sana-sini dari para pemirsanya. Untuk meredam itu semua, produser sinetron menampilkan seorang ustadz untuk memberikan ulasan cerita sinteron, dan memberikan nasihat kepada para penonton, jangan meniru karakter tokoh sinetron. read more

Jika Bang Jack Jadi Presiden

Bursa Capres RI makin panas, setelah aktor kawakan Deddy Mizwar mendeklarasikan sebagai Capres RI lima tahun ke depan. Saya ingin mengajak Anda berandai-andai, jika Deddy Mizwar terpilih rakyat menjadi presiden kita. Dari sekian banyak peran yang pernah dilakonkan oleh Deddy Mizwar, kira-kira dapat menggambarkan bagaimana sepak terjang sang Presiden kita ini.

Dalam film Naga Bonar, diceritakan bahwa tokoh Naga Bonar adalah seorang pencopet yang mendapatkan kesempatan menyebut dirinya seorang Jenderal di pasukan kemerdekaan Indonesia pada saat pasukan pendudukan Jepang mundur pada tahun 1945 dan Belanda berusaha kembali menguasai daerah yang ditinggalkan tersebut. Pada awalnya Naga Bonar melakukan ini hanya sekedar untuk mendapatkan kemewahan hidup sebagai seorang Jenderal, akan tetapi pada akhirnya dia menjadi tentara yang sesungguhnya, dan memimpin kemenangan Indonesia dalam peperangan. Dalam film Naga Bonar Jadi 2 pada garis besarnya menceritakan kekeraskepalaan Naga Bonar untuk mempertahankan lahan perkebunan (di mana di sana juga terdapat makam istri, ibu dan temannya si Bujang) yang akan dijual Bonaga (anak Naga Bonar) kepada investor asing. Setelah tahu kalau investor asing itu perusahaan Jepang yang masih dianggapnya sebagai penjajah, Naga Bonar semakin berang saja dan mati-matian mempertahankan lahan perkebunannya. read more

Kuliner Karawang Semakin Semarak

Dahulu, sepuluh tahun lalu, pilihan tempat makan di Karawang sangat sedikit, seperti Pepes Walahar, RM Alamsari dan RM Dukuh. Perkembangan industri di Karawang bagian selatan ikut memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat, karena semakin banyak karyawan pabrik yang mengambil tempat tinggal di sekitar Kota Karawang. Sepertinya hal ini yang menjadi pertimbangan RM Alamsari mengembangkan bisnisnya dengan membuat rumah makan di interchange Karawang Barat.

Pengamatan saya, rumah makan ini tidak pernah sepi, apalagi kalau hari jumat malam, penuh dengan karyawan pabrik dan hari minggunya tidak sedikit keluarga yang menikmati makan di sana. Pertumbuhan tempat makan sangat cepat, bermunculan dengan konsep sama dengan Alamsari. Tapi tidak sedikit rumah makan yang gulung tikar.

Beberapa waktu lalu, dibuka RM Lebaksari Indah dan RM Dewi Air, dua-duanya ada di interchange Karawang Barat dan cukup ramai dikunjungi penikmat makanan berkantong tebal.

Entah ini karena pengaruh acara kuliner yang hampir setiap hari ada di TV atau karena memang permintaan pasar, tempat makan di Kota Karawang semakin banyak pilihan terutama warung-warung tenda.

Pertumbuhan ini dimulai ketika warung tenda tergusur dari Resinda, beberapa di antaranya menyebar di sepanjang interchange Karawang Barat sebut saja depan kantor pajak, di depan Graha Karawang (termasuk di seberangnya) atau di depan Perum. Karaba Indah.

Tidak kalah pesatnya, pertumbuhan warung tenda di sekitar bunderan RSUD, hal ini menambah lengkapnya tempat kuliner selain Bakso Malang Resto yang telah ada duluan. Dari bunderan ada Zien Café & Resto (baru beberapa hari ini dibuka), RM Tenda Biru,  sebelah Bakso Malang ada RM Kangen, yang menjual konsep makanan khas Sunda dengan lesehan. Di seberangnya terdapat lahan kosong yang disulap menjadi areal khusus warung tenda (ada tempat lain yang seperti ini yaitu di seberang pintu masuk Resinda).

Di sekitar foodcourt Galuh Mas juga banyak warung tenda, bahkan dibuatkan tempat khusus. Lalu makanan apa saja yang dijual di warung tenda tersebut? Macam-macam, kita tinggal memilih sesuai selera : sate maranggi, bebek bakar/goreng, sea food, makanan sunda/jawa, dan lain-lain.

Tempat kuliner yang saya rekomendasikan untuk Anda datangi : Bakso Malang Resto, Bakso Soponyono Perumnas Telukjambe, Alun-alun Fried Chicken, Nasi Goreng 99 dekat Kantor Dinas Perindustrian, Sate Solo Pak Min dekat jembatan gantung, Tongseng Pak Dadi, sebelah masjid Raya Telukjambe, Soto Lamongan sebelah kolam renang Prakasa, Bakmi Jawa depan Toko GM Fashion, Tongseng/Gulai Gunung Kidul Jln. Niaga, Nasi Kucing plus wedang jahe depan kantor PLN, Wedang Ronde depan RS Bayukarta, Seafood depan gereja Jl. Kertabumi, bebek bakar Favorit depan Bank Simas, nasi uduk pasar baru (kalau pagi), bubur ayam telur puyuh depan kantor Telkom Alun-alun (kalau pagi), Aneka Rasa (masakan jawa) Jl. Juanda, mie/bubur ayam Bandung depan pasar baru, depan BNI atau GOR, gado-gado mang Saat depan toko Hari-Hari Jl. Tuparev, bubur kacang ijo depan stasiun, atau barangkali Anda bisa memberikan informasi tambahan ke saya?