Walau bukan anggota atau pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), saya memiliki ikatan batin dengan partai ini. Sejumlah pendiri partai ini (awalnya Partai Keadilan/PK) adalah guru-guru saya di Ma’had Al Ishlah (Perguruan Islam), Pondok Aren, Tangerang, pada era 1990-an. Sebuah ma’had kecil dengan belasan murid saja. Saya bangga, guru-guru saya yang dulu mengajar tanpa pamrih dan sederhana kini masuk jajaran elite politik di negeri ini.
Sejak awal PK dideklarasikan, saya menyambut dengan antusias karena saya mengenal orang-orang di belakang partai ini. Saya ikut mempromosikan partai ini. Sejumlah pertanyaan dilontarkan teman dan kerabat saya. Partai apa ini? Siapa tokohnya? Dari mana dananya?
Agak sulit menjawab pertanyaan mereka. Maklum, secara umum, saat itu partai Islam selalu identik dengan ormas Islam. Sementara PK dibangun para aktivis yang berdakwah nyaris tanpa bendera ormas apa pun. Tokoh-tokohnya hanya dikenal di kalangan lingkungan aktivis Islam dan simpatisannya. read more →