Disclaimer : Tulisan ini bersifat provokasi untuk melengkapi postingan PPC : Parade Puisi Cinta karya Bundo Nakjadimande yang mendorong teman-teman narablog supaya ikut meramaikan Acara Unggulan Parade Puisi Cinta yang diselenggarakan oleh Pakde Cholik. Bagi Anda yang alergi berpuisi, saya rekomendasikan untuk tetap melanjutkan membaca tulisan ini.
Pada kolom komentar, baik di postingan Pakde Cholik maupun Bundo (beliau berdua ini secara aklamasi mengangkat diri sebagai dewan juri PPC) banyak komentar yang bernada takut, kurang pede atau kurang yakin apakah bisa membuat sebuah puisi? Sebegitu menakutkankah membuat sebuah puisi?
Iseng-iseng ketikkan kata kunci “cara membuat puisi” di google. Nanti ada sekitar 758,000 hasil telusur untuk cara membuat puisi. Waw… banyak sekali ya. Secara random saya membaca dengan cara cepat, dan malah membuat bingung, karena tidak ada aturan baku bagaimana membuat sebuah puisi. Kira-kira yang saya dapatkan seperti ini : beberapa kalangan menganggap bahwa puisi yang terbaik memiliki ciri-ciri yang luas, tidak lekang oleh waktu, dan memiliki gambaran umum bagi seluruh umat manusia. Sementara kalangan lainnya lebih mementingkan kualitas dari fakta dan keindahan yang terkandung dalam puisi tersebut.