Candi Murca 1, 2 dan 3

Candi Murca 1 : Ken Arok, Hantu Padang Karautan

Novel ini merupakan  pilot project Langit Kresna Hariadi (LKH) Production, setelah Pentalogi Gajah Mada diterbitkan oleh Tiga Serangkai (TS) Solo. Dari tampilan fisik buku, dibandingkan dengan hasil produksi TS, LKH Production ini belum ada apa-apanya. Hasil cetak, layout maupun penjilidan masih banyak kekurangan di sana-sini.

Novel ini tidak sedikit mendapatkan kritik dari para pecinta dan pengagum LKH. Pembaca merasa “dipermainkan” daya imajinasinya oleh LKH, hanya gara-gara LKH membuat setting 2 waktu, jaman Kediri vs jaman tahun 2011. Dan sepertinya LKH mengalah dengan tuntutan pembacanya (Candi Murca 2 dan 3, sama sekali tidak menyinggung cerita di tahun 2011).

Sayang sekali, ajakan penerbit untuk berimajinasi tidak disambut “semeriah” Pentalogi Gajah Mada dulu. Harusnya kita biarkan, LKH berimajinasi hingga tahun 2011. Padahal LKH pernah berujar: Imagination is more important than knowledge. Kasihan Parra Hiswara, tentunya sampai sekarang dia masih tersiksa untuk bisa memecahkan misteri yang dialaminya gara-gara terperosok dalam galian septic tank WC!

Sub judul Ken Arok, Hantu Padang Karautan pun banyak menuai protes juga. Kok porsi Ken Arok sedikit sekali, bahkan baru muncul di akhir-akhir cerita. Mas LKH, pancen angel kok nuruti karepe wong akeh.

Candi Murca 2 : Air Terjun Seribu Angsa

Terus terang saja, saya kagum dengan kemampuan menulis yang dimiliki LKH. Dalam waktu yang sangat singkat LKH bisa menyelesaikan sekian banyak novel yang tebalnya di atas 800 halaman. Penggarapan novel Candi Murca, bisa diselingi dengan novel yang tidak kalah tebalnya, Perang Paregrek (menyambung pentalogi Gajah Mada).

Novel Candi Murca 2, ada yang membuat “bangga” para pengagum LKH, karena dicantumkannya komentar-komentar pembaca di http://www.langitkresnahariadi.com/. Termasuk juga komentar saya, ada di sana.

Secara langsung saya pun mengajukan kritik dan masukan ke LKH via e-mail, dan ternyata LKH menanggapi sendiri e-mail saya tersebut.

Candi Murca 3 : Murka Sri Kertajaya

Sayang sekali, cerita yang bagus yang diciptakan oleh LKH tidak diimbangi oleh Editor yang mumpuni. Coba lihat halaman 640 ke 641, ada paragraf yang hilang atawa penyebutan Parameswara dengan “anak Ki Ajar Kembang Ayun itu” puluhan kali, terasa sangat mengganggu.

Di CM 3 ini Ken Arok lumayan banyak dimunculkan. Sedikit “kenakalan” Ken Arok yang dituturkan LKH telah melengkapi imajinasi saya tentang Ken Arok yang saya dapatkan dari mendengar sandiwara radio “Pelangi di atas Singasari” karya S. Tidjab atawa gambaran dari buku Legenda Ken Arok Ranggah Radjasa karya Yongky Y yang diterbitkan Grasindo, 2004.

Mudah-mudahan dalam CM 4 dan seterusnya nanti, saya mendapatkan hal yang baru mengenai sejarah berdirinya kerajaan Singasari sampai keruntuhannya.