Betah?

Hampir saban hari saya bertemu dengan orang baru, yakni orang yang baru saja saya kenal. Mereka bertamu dan kami pun bertemu. Ya, tupoksi saya memang berkaitan dengan pelayanan kepada klien. Dalam pertemuan yang kami lakukan, ada yang to the point ke pokok masalah, tanpa basa-basi. Namun, sering juga ngobrol ngalor-ngidul dulu sebelum menyampaikan maksud dan tujuannya.

Nah, saat berbasa-basi itulah saya sering mendapatkan pertanyaan: “sudah berapa lama bekerja di perusahaan ini?” Saya jawab, “Baru mau dua puluh tahun.” Reaksi mereka macam-macam, tapi benang merah gumun-nya: “kok betah, sih?”

~oOo~

Kalau yang mengajukan pertanyaan itu anak muda yang baru setahun-dua memasuki dunia kerja, tak segan saya membagi pengalaman bekerja saya, tanpa bumbu penyedap. Omongan saya memang nggak segurih omongan Pak Mario Teguh, tersebab saya bukan seorang motivator.

Kali ini sedikit saya ingin membaginya dengan Anda.

Pertanyaan mendasar, apakah pernah ada perasaan nggak betah bekerja dan ingin pindah kerja?

Ya, tentu saja. Oh iya, selepas lulus sekolah tercatat hanya dua perusahaan tempat saya bekerja. Sebelum bekerja di tempat sekarang, saya hanya bertahan setahun saja. Saya nggak tahan bekerja di tengah hutan, benar-benar di tengah hutan yang masih perawan di tlatah Kalteng sana.

Maksudnya, di perusahaan yang sekarang. Pripun?

Pada tahun kedua atawa ketiga pernah berkeinginan pindah. Tapi apa daya, belasan lamaran kerja yang saya kirim nggak laku, nggak ada yang merespon. Ya sudah, ladang rejeki saya masih di perusahaan ini. Saya bekerja sebaik-baiknya. Tahun keempat ada kejutan indah, saya mendapatkan promosi. Melesat malah.

Wow, jadi makin betah dong?

Sekali-dua saya ingin menguji kompetensi saya.

Maksudnya?

…. ntar dilanjut cui…