Bekisar Merah

Judul: Bekisar Merah • Penulis: Ahmad Tohari • Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (Pebruari 2011) • Tebal: 359 halaman

Kisah Lasi, seorang anak desa yang berayah bekas serdadu Jepang yang memiliki kulit putih dan mata eksotis, membawa dirinya menjadi bekisar di kehidupan megah seorang lelaki kaya di Jakarta, melalui bisnis berahi kalangan atas yang tak disadarinya, rasanya masih sangat relevan dengan jaman sekarang. Kekuasaan dan perempuan, dua sisi mata uang yang seakan menjadi cirri khas seorang pejabat negara.

Lasi mencoba menikmati kemewahan itu, dan rela membayarnya dengan kesetiaan penuh pada Pak Handarbeni – overste purnawira yang berhasil merebut jabatan terpenting pada PT Bagi-bagi  Niaga, suami tua yang sudah lemah. Namun Lasi gagap ketika nilai perkawinannya dengan Pak Handarbeni hanya sebuah keisengan, main-main. Maklum, ia terjebak oleh permainan Bu Lanting – germo  kalangan atas.

Hanya main-main, longgar, dan bagi Lasi sangat ganjil. Karena tanpa persetujuannya, Pak Handarbeni menceraikannya dan menyerahkannya kepada Pak Bambung, seorang belantik kekuasaan di negeri ini (nah, benar kan. Jaman sekarang belantik kekuasaan atawa calo jabatan – ditambah dengan calo proyek, masih saja ada bahkan makin merajalela) yang memang sudah menyukai Lasi sejak pertama melihat wanita itu bersama Handarbeni. Lasi kembali hidup di tengah kemewahan yang datang serba mudah, namun sama sekali tak dipahaminya. Apalagi kemudian ia terseret kehidupan sang belantik kekuasaan dalam berurusan dengan penguasa-penguasa negeri.

Di tengah kebingungannya itulah Lasi bertemu lagi dengan cinta lamanya di desa, Kanjat – anak orang terkaya di desanya tapi ia peduli dengan masyarakatnya, yang kini sudah berprofesi dosen. Mereka kabur bersama, bahkan Lasi lalu menikah siri dengannya. Dalam pelariannya, begundalnya Pak Bambung berhasil menemukan mereka dan menyeret Lasi kembali ke Jakarta dan dipisahkan dengan Kanjat, suaminya.

Novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari ini kembali dicetak ulang dengan menggabungkan dua novelnya (dwilogi) Berkisar Merah (1993) dan Belantik (2001) yang memang saling berkaitan, seperti halnya novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk: Ronggeng Dukuh Paruk – Lintang Kemukus Dini Hari – Jantera Bianglala.