Banyak rejeki di pagi hari

Selepas subuh, biasanya sebuah rumah tangga mengawali aktivitas dengan cethik geni. Di masa kecil dulu, ketika kompor sumbu dua belas masih mahal harganya dan hanya segelintir orang saja yang punya, cethik geni berarti menyalakan api di dalam tungku. Di zaman sekarang, cethik geni berarti menyalakan api dengan cara memantik kompor gas, misalnya untuk menjarang air, untuk mandi atawa menyeduh teh/kopi.

Nah, di saat-saat seperti itulah kadang kita kehabisan barang yang kita butuhkan, seperti tabung kosong, persediaan gula/kopi/teh di toples habis, sabun mandi, dan sebagainya. Bila kita tak membiasakan diri menyimpan cadangan barang-barang yang kita perlukan tersebut, maka warung dekat rumah yang akan menjadi andalan kita.

Namun, saat waktu belum terang tanah seperti itu, adakah warung yang sudah buka?

Coba perhatikan, warung-warung yang buka bebarengan dengan kala cethik geni ada saja orang beli. Mungkin pemilik warung melayaninya disambi cethik geni juga.

~oOo~

Semalam, ketika saya di kamar mandi tak sengaja mematahkan kran air yang biasa digunakan untuk isi bak atawa untuk wudhu. Tentu saja air mengucur deras karena kran terlepas. Spontan saya teriak: “bochor….bochor…!!” dengan nada mirip punya Tante Bule dalam Iklan No Drop. Otak mulai berputar, ketika saya sadari tidak punya cadangan kran di gudang.

Saya pun melukir beberapa kran dengan pertimbangan kran air di kamar mandi termasuk vital karena digunakan setiap saat dan menentukan lubang kran mana yang dapat saya sumpal dengan plastik, setidaknya sampai esok hari tak ada air yang terbuang sia-sia.

Pagi ini, sengaja saya berangkat ke kantor agak siangan, untuk ngurusin perkara kran air. Jam tujuh saya keluar rumah mencari toko material yang sudah buka. Baru toko ketiga yang saya datangi yang sudah buka. Dan toko material itu sudah ramai sekali!

Seandainya toko material dekat rumah jam tujuh pagi tadi sudah buka, setidaknya ada empat kran yang terjual.

~oOo~

Banyak sekali orang yang berlomba-lomba menjaring dan menjemput rejekinya di pagi hari. Ada ungkapan jangan sampai rejekinya keduluan dipatok ayam.

Anda jangan ketinggalan, ya!