Maryamah Karpov: Ikal, Akhirnya Menemukan A Ling

Buku berjudul Maryamah Karpov, buku terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata setebal 503 ini saya selesaikan membacanya dalam 2 hari ini. Seperti 3 buku sebelumnya, banyak kejutan yang diceritakan oleh penulisnya masih seputar keberanian dan keteguhan hati.

Saya mendapatkan buku ini sudah di cetakan ke 4 Desember 2008 (cetakan 1 Nopember 2008, sebulan 2 kali cetak). Buku ini sangat ditunggu-tunggu penggemar Laskar Pelangi, yang sudah diiklankan sejak terbitnya trilogi Laskar Pelangi. Seteah habis membaca buku ini, saya bingung kenapa buku ke 4 diberi judul Maryamah Karpov (meskipun belakangan menjadi : Mimpi-mimpi Lintang – Maryamah Karpov). Nama Maryamah Karpov sendiri baru disebut di halaman 240 (lihat alenia 2 kalimat terakhir : Di antara mereka kadang tampak pula Mak Cik Maryamah yang sering kali mengajari orang langkah-langkah catur Karpov.

Cik Maryamah ini adalah pemilik Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi. Sampai dengan akhir cerita, Maryamah disebut tidak lebih dari 2 kali saja. Perhatikan gambar covernya, di sana terlihat seorang gadis sedang memainkan biola, dia ini si Nurmi anak Cik Maryamah. Ikal belajar biola kepada Nurmi ini. Cerita main biola ini cuma ingin menegaskan teori Lintang, bahwa main biola pun bisa dikaji dari sudut ilmiah.

Sebagaimana buku-buku sebelumnya, saya akan tersenyum ketika Ikal menggambarkan adegan lucu dan perasaan mengharu biru mengikuti perjuangan Ikal untuk menemukan belahan jiwanya : A Ling. Ikal menggambarkan kecantikan A Ling dua kali lebih cantik daripada Michelle Yeoh (bintang film Hongkong, pen).

A Ling sudah dicari Ikal ke separo belahan dunia, ternyata A Ling ada di Pulau Kuburan, satu dari sebelas pulau di Kepulauan Batuan, di mana untuk mencapai tempat tersebut harus melewati Selat Malaka, yang berombak ganas dan menjadi wilayah kekuasaan Bajak Laut nan kejam.

Tokoh-tokoh di buku Laskar Pelangi muncul kembali di buku ini, bahkan Mahar menyertai Ikal mencari A Ling dengan Perahu Asteroid ciptaan Ikal berdasarkan perhitungan ilmiah Lintang. Perahu itu diberi nama : Mimpi-mimpi Lintang. Sebuah petualangan yang mendebarkan sekaligus menggelikan.

Di akhir cerita, hubungan asmara Ikal – A Ling, berakhir tragis.

Rahmah, TKW yang Malang

Seperti saya sebutkan dalam posting sebelumnya, suatu hari sudah duduk di ruang tunggu seorang wanita masih muda berwajah melayu. Di sebelahnya jamaah haji Indonesia sedang menikmati makan siangnya. Saya duduk persis di depan wanita muda tersebut. Sebagai basa-basi Indonesia, saya tawari makan siang saya. Dari jawabannya saya bisa tahu kalau dia orang Indonesia. Sementara saya makan, wanita muda tersebut diajak ngobrol oleh orang di sebelahnya.

Saya jadi ikut ngobrol dan sering bertanya, karena kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya membuat penasaran orang di sekitarnya.

Sebut saja namanya, Rahmah. Wanita asal NTB ini, sudah 3 hari duduk-duduk di mall, dengan harapan ditangkap oleh Polisi. Lho, apa pasal? 4 tahun lalu dia tiba di Arab Saudi sebagai TKW yang dikirim melalui sebuah PJTKI. Dia jadi PRT di sebuah rumah tangga di Kota Jeddah. Seperti berita yang kita baca di koran-koran, Rahmah ini termasuk TKW yang kurang beruntung. Kerja tidak digaji dan sering disiksa. Dia hanya betah bekerja selama 1 tahun, selanjutnya kabur ke Mekkah dan Madinah. Nasib juga tidak membaik. Beberapa kali dia mengungkapkan rasa kecewanya terhadap orang-orang yang menzaliminya, termasuk pelecehan yang dia terima. Pemerintah Indonesia juga tidak luput dari caciannya, karena tidak melindungi warga negaranya.

Saya dan orang-orang di sekitarnya yang mendengar jadi semakin penasaran kan? Entah cerita Rahmah ini benar terjadi atau ditambah-tambahi, saya tidak tahu. Tapi saya tanyakan ke dia, kenapa dia berharap ditangkap Polisi?

Dia bilang kalau ditangkap polisi, dia bisa pulang ke Indonesia gratis, karena memang dipulangkan oleh pemerintah Saudi Arabia. Tapi resikonya berat juga, karena sebelum dipulangkan dia harus menginap dulu seminggu di penjara. Dia juga heran, kenapa sudah 3 hari belum juga ditangkap polisi, padahal biasanya mereka jeli, bisa membedakan mana TKW illegal, TKW yang jadi istri orang arab atau orang yang sedang melaksanakan ibadah haji/umroh.

Belum habis rasa penasaran saya, tiba-tiba datang seorang polisi menghampirinya dan Rahmah diminta untuk mengikutinya. Saya dan orang-orang terkesima dengan peristiwa barusan. Kami melanjutkan ngobrol masih seputar TKI/TKW Indonesia, sampai setengah jam menjelang azan asar.

Inilah Ransum Sehari-hari

Ketika berada di Madinah jamaah haji mendapatkan jatah makan dari pemerintah RI dua kali sehari, makan siang dan makan malam berupa paket nasi plus lauk dan sayur. Jatah nasi tersebut akan dikirimkan ke maktab masing-masing, dan beberapa kali terjadi keterlambatan pengiriman.

Di kemasan paket nasi tertulis : makan siang mulai pukul 11.00 – 14.00, sebaiknya dikonsumsi sebelum pukul 15.30 dan makan malam mulai pukul 19.00 – 22.00, sebaiknya dikonsumsi sebelum pukul 23.30.

Banyak di antara jamaah, termasuk saya yang pergi ke masjid mulai pukul 11.00 dan nanti pulang selepas isya, jika makan siang terlambat dikirim maka paket nasi tersebut tidak dimakan oleh para jamaah karena sudah kedaluarsa.

Meskipun lauk dan sayurnya itu-itu saja, saya menikmatinya. Bila nasi datang sebelum jam 11, nasi tersebut akan saya bawa ke masjid Nabawi, nanti saya nikmati setelah dzuhur, setelah mendapatkan tempat yang nyaman untuk menyantap makan siang.

Cara membawa ke (dalam) masjid Nabawi saya bungkus plastik dan saya masukkan ke tas selempang. Tempat favorit untuk menikmati makan siang tersebut ada di Taiba Commercial Center lantai bawah atawa di taman dekat pintu masuk jamaah wanita. Aneka minuman dan lauk tambahan bisa dibeli di warung-warung di sana.

Pokoknya, nikmati saja.