Hoegeng: Sosok Polisi Jujur

Judul buku : Hoegeng • Penulis : Aris Santosa, dkk • Penerbit : Bentang, April 2009 • Tebal : xvii + 338

Salah satu nasihat Bapak yang masih saya ingat sampai sekarang adalah melarang saya untuk menjadi seorang jaksa, pegawai bea cukai dan polisi. Tiga profesi ini kalau saya nekat melakoninya, Bapak bersikukuh tidak akan memberikan restunya. Saya sangat patuh dengan nasihat tersebut.

Kira-kira sebulan lalu, saya menyaksikan iklan di Metro TV bahwa tayangan Kick Andy tanggal 27 Maret 2009 akan menampilkan tema Tribute to Hoegeng. Hoegeng adalah sosok polisi yang disegani kawan dan lawan, tetapi dicintai banyak orang karena kelembutan dan sikap jujurnya. Dan saya teringat kembali nasihat Bapak, seperti yang saya sebutkan di atas. read more

Noda Lipstick

Teman saya, General Affairs Manager sebuah perusahaan jasa Exim yang mayoritas karyawannya perempuan mengeluhkan ulah para karyawannya. Ceritanya begini : ada kebiasaan yang unik di antara karyawatinya, yaitu mereka suka saling mencoba lipstick temannya dengan memulaskan ke bibir-bibir seksi mereka, lalu menempelkan bibir mereka pada cermin toilet untuk melihat bekasnya, dan mereka saling menilai mutu lipstick itu. Kebiasaan ini tentu saja membuat cermin toilet menjadi kotor, karena banyak terdapat noda bekas bibir yang ditempelkan di sana. Ada yang berwarna biru, merah tua, merah muda, atau campuran warna-warni.

Akibat ulah para karyawan ini sering membuat dongkol petugas cleaning service. Dengan susah payah mereka membersihkan bekas bibir tersebut. Dan kejadian ini berulang terus setiap harinya. Karena tidak tahan lagi, koordinator cleaning service melaporkan hal tersebut kepada teman saya, sebagai pimpinan tertinggi di bagian umum.

read more

Momen Kemenangan

“Sesaat setelah hitungan ke-10 suasana di seputaran ring penuh sesak dengan orang. Saya sampai kebingungan. Tidak sia-sia persiapan setahun yang saya lakukan bersama Kairus Sahel di Sasana Garuda Jaya. Air mata saya baru bisa keluar saat berkumpul bersama keluarga besar yang saya datangkan dari Ambon. Saya benar-benar merasa bangga bisa mengangkat nama bangsa dan negara di arena tinju dunia,” demikian tutur Ellias Pical, petinju Indonesia pertama yang meraih gelar juara dunia versi IBF di kelas Bantam Junior 52,5 kg, tahun 1985 setelah hook kirinya menjatuhkan Ju Do Chun (Korea Selatan) di ronde ke-8 dari 15 ronde yang direncanakan.

Setiap orang pasti mempunyai suatu momen kemenangan, yang ukurannya berbeda antara satu orang dengan lainnya, karena hal ini terkait dengan tingkat kepuasan dan kebahagiaan, yang semua itu tidak terlepas dari masalah perasaan di hati.

  • Ketika masa kanak-kanak saya dulu, seorang anak lelaki dikatakan hebat kalau sudah berani minta disunat kepada orang tuanya. Momen ini saya alami ketika menginjak usia 15 tahun. Bapak saya menggelar hajatan untuk mensyukuri keberanian saya tersebut.
  • Pada periode menuntut ilmu di bangku sekolah, saya juga mengalami momen kemenangan itu. Saya yang mempunyai tingkat kepandaian yang biasa-biasa saja, untuk mencapai level pendidikan yang lebih tinggi perlu perjuangan tersendiri. Waktu itu belum ada yang namanya NEM, sehingga untuk bisa masuk ke suatu sekolah tiketnya adalah melalui ujian masuk, yang pesaingnya banyak sekali. Apalagi untuk bisa masuk sekolah terfavorit di kota saya. Momen kemenangan itu ketika diterima di SMP dan SMA yang saya tandai dengan pengundulan kepala. Lolos seleksi penerimaan mahasiswa baru (SIPENMARU) di Universitas Gadjah Mada, juga saya catat sebagai momen kemenangan saya.
  • Mengucapkan kalimat ijab-kabul pernikahan menjadi momen yang cukup menegangkan, nantinya akan berubah menjadi momen yang melegakan ketika menyelesaikan kalimat itu.
  • Kemudian, semakin bertambahkan usia dan pengalaman, akan banyak saya temui berbagai macam momen kemenangan, baik di lingkungan keluarga, pergaulan dan pekerjaan. Baik kemenangan yang besar atau kecil, yang nanti akan saya dongengkan kepada anak-cucu saya, sebagai tanda syukur saya kepada-Nya.

Momen kemenangan Anda, bagaimana?