Alasan pindah kerja

Dalam jangka waktu tiga bulanan ini setidaknya ada lima kolega saya yang pindah kerja. Pindah tempat kerja dan pindah jenis pekerjaan yang digelutinya. Berdasarkan pengalaman, kolega yang pindah kerja ada yang berakhir bahagia ada juga yang sedih ceritanya. Bagi yang bahagia, ia telah menemukan pekerjaan yang menjadi impiannya dengan gaji sesuai harapannya. 

Dari obrolan yang saya dengar, alasan mereka yang pindah kerja karena merasa tertekan. Ya, ditekan oleh atasan. Saban hari yang ada cuma tekanan saja yang diterimanya. Rasanya, perusahaan tidak berlaku adil kepadanya, salah satunya tidak mendapatkan gaji yang layak. Lain lagi yang beralasan pindah kerja untuk mengubah hidup. Tentu saja, ia harus lebih produktif di tempat yang baru. Kalau ia masih bujangan, ia ingin segera menikah, punya rumah, punya mobil dan seterusnya. Bagi yang sudah berkeluarga dan punya anak, ia ingin lebih meningkat lagi apa yang dimilikinya saat ini.

Ada juga seorang kawan yang pindah kerja untuk menyelamatkan muka. Loh, kok? Namanya juga manusia, tentu pernah berbuat satu kesalahan sehingga menyebabkan kerugian perusahaan. Maka, untuk menyelamatkan diri lebih baik pindah kerja. Di tempat baru menata diri untuk menjadi karyawan yang lebih baik.

Oh iya, ini masih berkaitan dengan tekanan di tempat kerja. Akibat selalu merasa tertekan maka ia mengalami stres, yang ujung-ujungnya bisa membuat produktivitas kerja menurun. Teman yang segera menyadari hal ini, ia akan segera berburu lowongan kerja. Pindah kerja bisa jadi solusi mengobati stresnya.
 
Jenuh? O, banyak dirasakan oleh banyak karyawan. Karena setiap hari selalu melakukan rutinitas yang sama tentu bisa membuat jenuh. Karena jenuh pikiran buntu, susah untuk mengembangkan diri di tempat kerja. Akhirnya pindah kerja untuk mencari tantangan meskipun dengan gaji yang sama besarnya. 

Anda ingin pindah kerja juga? Jangan gegabah, ah! Apalagi kalau Anda sudah berkeluarga.