Menyisakan luka

Rest Area KM 57 menjadi tempat rendezvous kami. Hampir dua bulanan ini saya tak bertemu dengan sahabat saya, mas Suryat. Persahabatan kami jalin sejak lima belas tahun lalu.

Ia bilang kalau beberapa waktu lalu semua kontak di ponselnya raib gara-gara terserang virus yang dikirimkan melalui inbox di surelnya. Ia sendiri tak pernah mem-back up kontak tersebut dan belakangan ia mengikuti saran temannya supaya kontak di ponselnya juga disimpan di gmail.

Beberapa kali saya menghubungi ponselnya, tapi nggak diangkat. Baru setelah saya kirim pesan via WA ia membalasnya. Memang sudah menjadi kebiasaannya jika masuk nomor yang tidak dikenalnya ia tak akan mengangkat telepon yang masuk. Aku ndak apal nomermu, bro. Demikian ia membalas WA saya. read more

Pernikahan nenekku

Kartu undangan pernikahan berwarna krem yang tergenggam erat di tanganku bertarikh Senin Pon, 13 April 2036. Ukiran nama pengantin yang tersemat di sana: Wiji Rahayu dengan Broto Kusumo. Wiji Rahayu adalah nama nenekku, ibu dari mamaku.

Di halaman sebaliknya tertulis sebuah sajak agak panjang, berulang-kali aku membacanya karena aku sangat menyukainya.

cintaku kepadamu belum pernah ada contohnya
cinta Romeo kepada Juliet si majnun Qais kepada Laila
belum apa-apa
temu-pisah kita lebih bermakna
dibandingkan temu-pisah Yusuf dan Zulaikha
rindu-dendam kita melebihi rindu-dendam Adam
dan Hawa read more

Angklung

Saya mengenal alat musik angklung ketika SD dulu. Kebetulan sekolah saya mempunyai 1 (satu) set angklung yang disimpan di ruang sebelah perpustakaan. Kalau tidak salah, entah klas lima atau klas enam, murid satu klas pernah praktek mempergunakan angklung tersebut. Di depan klas, pak guru menunjuk angka-angka solmisasi di papan tulis, para murid tinggal mengikuti angka mana yang sesuai dengan nada angklungnya.

Awalnya berantakan bunyi angklung kami, tetapi lama-lama menjadi satu harmoni lagu yang enak terdengar di telinga. read more