Ngantuk berat

Saya sedang terserang batuk berat, dan sepertinya tenggorakan juga radang. Sehabis shalat isya, saya membeli obat di apotik yang tak jauh dari Makareem Hotel – tempat saya menginap. Entah saking cesplengnya, obat itu telah berhasil membikin saya ngantuk berat.

Pagi harinya, ketika rombongan menunggu bus yang akan membawa City Tour, saya ketiduran di lobi hotel. Sementara rombongan sudah masuk ke dalam bus dan pak sopir sepertinya langsung tancap gas. Saya tersadar ketika rombongan sudah tidak ada di lobi. Saya pun bergegas mencari taksi yang kebetulan banyak lewat atau berhenti di depan hotel. Tujuan saya menuju Jabal Rahmah – Arafah. Saya berkomunikasi dengan sopir taksi dengan campuran sedikit bahasa Inggris – Indonesia – Arab, lebih banyak bahasa Tarzan-nya.

Masya Allah – dua kata ini yang sering terucap dari mulutnya disertai dengan membuka tangan. Selain menjadi sopir, kali ini ia merangkap menjadi guide bagi saya. Ia berasal dari Yaman, sudah 13 tahun tinggal di Mekkah dan Jeddah.

Dari Hadramaut, tepatnya. Saya bilang di Indonesia para habaib juga dari Hadramaut. Kemudian ia menyebut nama-nama habaib terkenal di Indonesia. Masya Allah. Ketika saya tanya apakah pernah ke Indonesia, ia bilang belum pernah ke Indonesia. read more

Betapa kecilnya kita

Kali ini wisata ziarah Kota Madinah tak hanya ke Masjid Quba atau Jabal Uhud dan sekitarnya, di lingkungan Masjid Nabawi terdapat dua museum yang layak untuk dikunjungi yakni Museum Asmaul Husna dan Museum Nabi Muhammad.

Selepas shalat Asar saya dan rombongan jamaah umrah menuju Museum Asmaul Husna. Letak museum ini di sekitar Pintu 8. Saking banyaknya pengunjung yang ingin masuk museum, petugas museum memisahkan rombongan menjadi 2 kelompok besar yaitu dari Indonesia dan India/Pakistan. Kebetulan jamaah dari 3 negara ini yang sedang berkunjung saat itu. read more

Kula nuwun, Kanjeng Nabi

Sebelum kamu mengunjunginya, Mekkah akan selalu menantimu. Ketika kamu meninggalkannya, Mekkah akan selalu memanggilmu kembali.

Mas Suryat mendapati selembar brosur penawaran berangkat umrah terselip di pagar rumahnya ketika ia pulang kantor. Musim haji belum juga selesai, sebab ada beberapa kloter jamaah haji Indonesia yang belum semuanya pulang ke Tanah Air. Dan travel umrah mulai gencar mempromosikan aneka paket umrah.

Ia membaca sepintas brosur tersebut dan membawanya ke dalam rumah, lalu ia taruh di tumpukan surat-surat di samping meja tamu. Kapan-kapan akan dibacanya kembali. Kemudian ia sempat melupakan brosur tersebut.

***

Pada suatu malam, ia mendapatkan kabar kalau sahabatnya baru saja pulang dari ibadah haji. Esoknya, ia berkunjung ke sana untuk ngalap berkah haji baru. read more