Saya sedang terserang batuk berat, dan sepertinya tenggorakan juga radang. Sehabis shalat isya, saya membeli obat di apotik yang tak jauh dari Makareem Hotel – tempat saya menginap. Entah saking cesplengnya, obat itu telah berhasil membikin saya ngantuk berat.
Pagi harinya, ketika rombongan menunggu bus yang akan membawa City Tour, saya ketiduran di lobi hotel. Sementara rombongan sudah masuk ke dalam bus dan pak sopir sepertinya langsung tancap gas. Saya tersadar ketika rombongan sudah tidak ada di lobi. Saya pun bergegas mencari taksi yang kebetulan banyak lewat atau berhenti di depan hotel. Tujuan saya menuju Jabal Rahmah – Arafah. Saya berkomunikasi dengan sopir taksi dengan campuran sedikit bahasa Inggris – Indonesia – Arab, lebih banyak bahasa Tarzan-nya.
Masya Allah – dua kata ini yang sering terucap dari mulutnya disertai dengan membuka tangan. Selain menjadi sopir, kali ini ia merangkap menjadi guide bagi saya. Ia berasal dari Yaman, sudah 13 tahun tinggal di Mekkah dan Jeddah.
Dari Hadramaut, tepatnya. Saya bilang di Indonesia para habaib juga dari Hadramaut. Kemudian ia menyebut nama-nama habaib terkenal di Indonesia. Masya Allah. Ketika saya tanya apakah pernah ke Indonesia, ia bilang belum pernah ke Indonesia. read more