Masih kuat nulis, Mas?

Sejak sepuluh hari terakhir bulan Desember 2015 saya mulai intens menorehkan tulisan di The Padeblogan ini. Rasanya saban hari saya bisa mempublikasikan satu artikel, padahal menulis di blog ini sedang malas-malasnya. Saya sendiri juga heran kenapa bisa dengan begitu mudah menulis dan langsung menjadi postingan.

Padahal saya ngeblog menggunakan hape, loh!

Dengan jari satu – jari telunjuk kanan – saya menutuli satu-satu aksara untuk dirangkai menjadi kata kemudian menjadi kalimat. Sejauh ini saya sedang tidak fakir paket internet, jadi enjoy saja membuka dashboard WP dan langsung mengetik artikel di sana. Tapi jika sedang mampet ide, saya buka-buka file tulisan lama hanya sekedar untuk menghidupkan lentera di otak saya.

Target saya setiap artikel terdiri hanya 300 kata (meskipun kadang lebih dari 500 kata), sebab kalau kebanyakan pembaca akan jenuh dan bisa-bisa pindah ke bacaan lain yang lebih menarik.

Sungguh saya sedang memaksakan diri untuk membiasakan lagi untuk menulis. Topik ndak perlu yang serius, asal mengalir saja. Kebiasaan menulis ini akan membantu tekad saya untuk mempercepat penerbitan sebuah majalah perusahaan yang saya kelola yang pada bulan Febuari 2016 nanti kudu terbit tepat waktu. Selain majalah ada proyek penerbitan buku mengenai sejarah perusahaan yang terbengkalai hampir setahunan ini.

Penyebabnya: sulit memantik mood menulis jika sedang dalam kondisi aras-arasen, apalagi banyak pekerjaan yang mendekati tenggat waktu. Naskah majalah yang saban terbit sebanyak 40 halaman itu, sedang saya kumpulkan dan edit sana-sini. Salah satu pekerjaan yang memakan waktu lama yakni memasukkan naskah tersebut sesuai lay out majalah. Gambar/foto akan sangat membantu untuk mengisi ruang-ruang kosong setiap halamannya.

Ada kepuasan tersendiri ketika majalah tersebut terbit dan terdistribusi kepada semua pembaca sesuai dengan jadwalnya. Meskipun sering saya ndak mau membaca lagi artikel yang telah terbit di majalah, dan terus-terang saja berasa: neg. Mungkin karena sudah belasan kali saya membaca artikel tersebut mulai dari draft hingga siap cetak untuk memastikan kalau tidak ada salah ketik lagi.